News

Catat! 8 November, Ratusan Pelukis Unjuk Karya di Pasar Seni Lukis Indonesia ke XIV

21 Nov 2024 by Author
photo

Surabaya, 5 November 2024 – Sanggar Merah Putih kembali menggelar agenda rutin tiap tahun, yaitu Pasar Seni Lukis Indonesia (PSLI) yang akan digelar di Balai Pemuda Surabaya. Tahun ini PSLI memasuki tahun ke empat belas (XIV). M.Anis selaku inisiator PSLI mengatakan, gairah para seniman dalam berkarya dan berpameran belum sebanding dengan respon pasar, respon masyarakat, dan respon negara.

“Kondisi perekonomian tentu menjadi penyebab adanya respon yang dingin-dingin saja ini. Apalagi ketika pandemi masih belum benar-benar hilang. Ditambah lagi dengan pemilu pilpres serentak dengan pileg, dan sebentar lagi disusul dengan pilkada,” ungkap Anis ditemui di Galeri Merah Putih - Balai Pemuda Surabaya, Selasa (5/11/2024).

Lebih lanjut Anis menjelaskan, para pelukis tetap berkarya tanpa kegaduhan seperti yang dipertontonkan para politisi yang sering nongol di layar televisi maupun gawai melalui chanel-chanel aplikasi. Seniman tidak pernah mengeluh betapa sulitnya mereka sekarang, dalam hal apa saja. Mereka sadar betul akan kosekuensi dari pilihan hidup mereka. Seniman tetap berjalan dalam lorong yang sepi, hening, dengan corak karya mereka yang penuh estetika. Mereka tidak pernah diam.

Pasar Seni Lukis Indonesia yang ke XIV di JX Surabaya tahun ini akan dimulai pada tanggal 8 hingga 17 November 2024. Diikuti kurang lebih seratus tiga puluhan pelukis dari seluruh Indonesia. Anis menambahkan, ini merupakan agenda tahunan dan ini adalah ajang pertemuan para pelukis, kolektor, pemilik galeri, dan Masyarakat pecinta seni. PSLI ke XIV ini mengusung tema Bagimu Negri. “Agenda Pasar Seni Lukis Indonesia 2024 ini adalah sebuah Gerakan. Tujuannya untuk menjaga keseimbangan ekosistem dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara." jelasnya.

"Berdampak atau tidak, kami akan terus bergerak. Kami yakin banyak pihak akan mendukung kami, termasuk Pemprov Jawa Timur. Terutama Para Pelukis dan Orang-orang yang masih peduli. Sudah sepatutnya keindahan memang harus terus-menerus disebarluaskan, agar keseimbangan tetap terjaga,” tambah M. Anis.

Scroll to Top